Sabtu, 23 Februari 2013

Mencintai Kau yang Abstrak

Kita baru saja berkenalan. Itu pun hanya melalui dunia maya. Melalui facebook kita dipertemukan. Namamu di facebook adalah Rohmad Rohmad. Kau yang pertama sekali mengirim permintaan pertemanan padaku. Setelah aku mengkonfirmasimu, kau selalu memberikan like setiap kali aku membuat status. Kau juga mengirim pesan padaku. Kita sering chatting bersama. Kau orang yang agamis. Melalui Yahoo messenger kita semakin lebih dekat lagi. Suatu waktu kau mengajakku bervedeo call. Aku menolakmu saat itu, sebab aku sedang tak menggunakan jilbab. Hari itu kita hanya bervoice call saja. Esoknya kau kembali mengajakku untuk bervedeo call. Aku mengiyakan permintaanmu namun aku pamit untuk memakai jilbab terlebih dahulu. Selesai aku memakai jilbab aku menghubungimu. Kita mulai bertatap muka walaupun lewat dunia maya. Aku sangat malu padamu. Kesan pertama kau begitu menyenangkan. Aku merasa sangat nyaman saat berbicara padamu. Perlakuanmu terhadapku hampir mirip dengan seseorang yang sangat ku sayangi, yaitu Joko Ervansyah. Namun kalian berbeda.

Kini tiap hari kita selalu berkomunikasi lewat dunia maya. Aku tidak mengerti ada apa dengan ku. Mengapa kini aku menjadi menyayangimu? Bagaimana rasa ini bisa hadir? Bahkan aku tidak pernah berjumpa denganmu secara nyata.

Kini aku mencintai dua orang yang abstrak. Kau dan dia sama-sama abstrak. Yang satu terasa nyata namun cintanya abstrak. Sedang kau? Kau dan cintamu adalah abstrak.

Kini aku harus bagaimana? Salahkah jika aku mencintaimu? Salahkah cintaku? Jika aku bisa menghindari cinta, maka aku lebih memilih untuk bisa menghindar dari mencintaimu. Kini semua telah terlanjur. Aku terlanjur mengenalmu. Aku terlanjur mencintaimu. Namun satu yang membuat aku semakin tersiksa, aku lebih menyayangimu dari pada dia. Sekarang tolong jawablah pertanyaanku? Salahkah cintaku? Dan bagaimanakah perasaanmu kepadaku?

Aku tahu tak seharusnya cinta ini muncul padaku. Bahkan kita terpisahkan oleh samudera yang terbentang begitu luas. Haruskah cintaku mengalahkan luasnya samudera itu sehingga aku dapat mencapaimu? Mungkin ini terdengar begitu aneh kala kau membacanya. Namun karenamu aku kini dapat melupakan orang yang telah menyakitiku. Orang yang mungkin sebentar lagi akan menikah dengan wanitanya.

Apakah cintaku padamu muncul karena kau begitu nyaman dan perhatian padaku? Berarti tanpa disadari aku adalah seorang wanita yang selalu terlihat tegar namun aku adalah wanita yang butuh kasih sayang. Mungkin benar. Akulah wanita yang kurang perhatian itu. Kehadiranmu akankah membawa cahaya untukku ataukah malah mengambil sisa cahaya yang aku miliki?

Akulah wanita yang selalu bersinar terang. Aku ibarat pelita bagi sekelilingku. Namun mereka tidak mengetahui jika dibalik cahaya indah ku tersimpan kabut-kabut kelabu. Kini bagaimana aku dapat menyinari mereka lagi. Sedang cahayaku kian hari kian redup.

Rohmad. . . seperti namamu itu, kau adalah karunia dari Allah. Aku tidak tahu alasan mengapa kau memilih nama itu untuk akun facebookmu. Namun yang aku tahu, nama itu sangat tepat untukmu. Ternyata salah jika ada orang yang berkata "apalah arti sebuah nama". Sebuah nama sangat berarti bagi yang menyandangnya. Nama yang baik akan membawa kebaikan pula. Maka bisa dikatakan nama adalah sebuah harapan.

Rohmad, aku yang mencintaimu dalam diam...
Tak mengapa jika hanya aku yang memiliki rasa padamu.
Tak mengapa jika kita hanya dapat bertutur sapa sekedarnya
Karena cukuplah bagiku dengan menyapamu lewat tiap-tiap untaian doaku.
Dan tetap mengagumimu meski dalam diam.

3 komentar: