Sabtu, 27 Desember 2014

MENGAPA SELALU AKU YANG BERSALAH?

Selalu aku yang salah dimatamu. Aku tidak mengerti apakah memang aku yang salah atau kah kau yang terlalu berlebihan. Padahal seharusnya kita saling percaya satu sama lain. Kita sudah bertunangan 4 bulan yang lalu. Bukankah itu artinya aku adalah milikmu? Aku selalu berusaha menjaga kepercayaanmu. Dan aku selalu berusaha menghormatimu. Tapi mengapa lagi-lagi selalu aku saja yang bersalah dimatamu? Aku hanya pergi berbelanja ke mall dengan teman sepekerjaanku. Bukankah sebelum pergi aku telah meminta izin kepadamu terlebih daluhu. Dan kau telah mengizinkanku. Tapi kenapa setelah aku pulang kau malah diam terhadapku? Diam seribu bahasa. Aku tau kau pasti tidak rela aku pergi dengan teman-temanku. Seharusnya kau juga harus menyadari kesalahanmu. Bukan hanya aku saja yang jadi pusat kesalahan yang bisa semena-mena kau perlakukan aku seperti itu.  Kau juga bersalah dalam masalah ini. Bukankah kau tidak pernah mengajakku pergi kemana-mana? Selalu aku saja yang minta kau temani kemana aku mau. Kau egois! Kau diamkan aku. Jika aku punya kesalahan kau pasti selalu diam terhadapku. Bukan hanya terjadi sekali ini. Bahkan ini sudah terjadi berulang kali. Dan aku paham betul sikapmu ini. Tapi kali ini aku sudah tidak bisa kau perlakukan semena-mena lagi. Aku sudah meninta maaf kepadamu dengan tutur bahasa yang selembut mungkin agar kau luluh lagi. Tapi kau tidak merespon sama sekali apa yang aku ucapkan dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku mengulangi meminta maaf padamu dua kali. Sikapmu masih sama. Aku tidak akan mengulangi untuk yang ke tiga kalinya. Cukup dua kali aku meminta maaf padamu. Tahukah kau apa yang aku rasakan padamu saat ini? Aku sangat membencimu. Aku muak karena selalu seperti ini. Seharusnya kalau kau memang tidak tulus mengizinkan aku pergi dengan mereka, kau bisa langsung berkata padaku bahwa kau tidak mengizinkannya. Dari pada kau mengizinkan tapi setelah pulang kau diamkan aku. Sama saja kau menyiksa perasaanku. Sudah berapa hari setelah kepergianku kesana kita tidak berkomunikasi lagi. Bukan aku tidak mau berkomunikasi lagi denganmu. Tapi aku tidak mau membuat hatiku lebih sakit lagi jika aku kembali harus mengemis-ngemis cinta kepadamu. Cukup kau sakiti hatiku. Kini hatiku sudah seperti batu. Aku membencimu. Sekarang terserah apa maumu. Jika kau terus seperti ini, maka kau lah yang membuat renggang hubungan kita. Jika kau tidak mau berkomuniksi dengan aku, maka mungkin kau mau hubungan yang indah selama ini menjadi karam diterjang ombak yang telah kau ciptakan sendiri. Pahamilah, kita harus berkaca dari kesalahan masa lalu. Kutunggu dirimu hingga akhir tahun ini tanpa harus aku memberitahumu. Jika kau masih tidak datang padaku. Maka itu lah jawaban untuk hubungan kita. Masih tersisa 3 hari lagi untukmu. Tanyalah lewat hatimu, bukan ego mu. Maka itu lah jawabannya. Semoga tahun 2015 adalah tahun yang membawa kebahagiaan bukan tahun yang penuh duka.